dulu ini gedung SMP sekarang jadi SD Pius |
Masa sekolah di bangku SMP adalah masa-masa yang berbekas dalam ingatan tentang seorang guru wali kelasku di tahun kedua. Sekolah kami waktu itu adalah sekolah katolik dengan aturan ketat dan memiliki banyak guru muda lulusan sekolah guru. Dengan kepala sekolah seorang suster, sudah pasti ini dan itu di atur dengan sistem yang buat anak-anak saat itu sedikit "menyebalkan". Maaf yaaaa suster.... but I love you anyway lah...
Saya dikenal sebagai murid yang sangat aktif pada saat itu dengan segudang kegiatan walaupun bukan seorang juara kelas atau ketua kelas. Saya aktif pramuka dan kegiatan OR dan hampir selalu ada dalam setiap kepanitiaan acara sekolah. Biasanya saya juga di tunjuk sebagai ketua regu dalam pramuka atau sekedar pemimpin barisan dalam lomba baris berbaris. Setelah saya pikir sekarang, mungkin hanya karena saya suaranya menggelegar hahaha.... Bahkan sampai saat ini semua orang mengenal saya karena saya selalu tertawa kencang dan bukan tergolong perempuan "princess" yang tersenyum malu-malu menjaga image. Hadewwhhhhhh, bukan "perempuan" banget siy emang...
Dari kecil saya memang lebih banyak bergaul dengan teman laki-laki di banding dengan teman perempuan dan dikenal dengan cewek yang "banyak pacarnya" hahaha... Padahal tidak semua saya pacarin loooo... Sumpah !!! Kebanyakan hanya berteman dan jaman itu juga yang namanya pacaran kan tidak seperti anak sekarang berpacaran. Dulu yang namanya pacaran itu kalau anak laki terlihat sering pinjam buku catatan pada anak perempuan yang sama terus menerus, belajar bersama di rumah atau berkegiatan di sekolah bersama-sama. Gitu doankkkkk....
Suatu saat di kelas dua, terjadi suatu kehebohan di sekolah akibat ditemukan seorang murid laki-laki yang melihat gambar-gambar yang kurang pantas untuk anak seusia kami. Dengan peraturan sekolah yang ketat seperti itu, tentunya ini adalah masalah besar dan harus di usut tuntas. Dan tentu saja banyak murid menjadi dicurigai dan orangtua murid yang "didakwa" dipanggil oleh pihak sekolah. Sialnya saya adalah salah satu murid yang didakwa karena saya dikenal banyak berteman dengan murid laki-laki, walaupun semua teman baik laki-laki atau perempuan yang terlibat tidak menyebut nama saya sama sekali. Tetapi karena ada murid perempuan yang terlibat, saya di anggap "potensial terdakwa". Ayah saya di panggil ke sekolah juga waktu itu tetapi saya bersyukur memiliki seorang ayah yang sangat bijaksana. Beliau menanyakan pada saya secara langsung dan percaya pada jawaban saya bahwa saya sama sekali tidak terlibat dalam kegiatan tersebut. Ayah saya tetap datang ke sekolah untuk menghormati suster kepala sekolah dan beliau tidak mengatakan apa-apa saat pertemuan orangtua tersebut. Buat ayah saya, yang terpenting adalah meyakinkan saya bahwa beliau percaya pada saya. Miss you a lot dad....
Saya sangat marah pada suster kepala sekolah pada saat itu dan menumpahkan kekesalan saya pada wali kelas saya, bernama pak Suhardjono. Beliau mendengarkan saya dengan sabar dan menenangkan saya. Nasehatnya kepada saya saat itu menjadikan saya orang yang luar biasa dalam berpikir dan bertindak, saat saya mulai bekerja dan menjadi seorang atasan. Sayang saya tidak menemukan foto saya berdua dengan beliau, padahal saya ingin sekali membagikannya di blog ini. Saat ini beliau sudah pensiun dan saya hanya menemukan foto ini melalui google dari sebuah reuni sebuah angkatan sekolah SMP Pius.
pak Suhardjono |
Begini nasehat beliau : Mey, ambillah hikmah dari masalah ini.
- Saya percaya kamu tidak terlibat. Jika ada yang menganggap kamu terlibat dan menyudutkan kamu, maka bersyukurlah bahwa kamu mendapatkan pelajaran berharga dari hal ini.
- Berbahagialah bahwa kamu memiliki banyak teman yang walaupun mereka melakukan hal yang kurang baik, mereka menghargai kamu dengan tidak membagi keburukan mereka kepada kamu. Jadi artinya kamu adalah orang yang mereka hormati dan tidak ingin mereka libatkan dalam hal-hal buruk.
- Saya percaya bahwa kamu memiliki banyak talenta dan akan menjadi seorang pemimpin yang hebat.
- Ingatlah pada saat nanti kamu menjadi seorang pemimpin, janganlah kamu melakukan dakwaan pada seseorang tanpa bukti-bukti dan saksi yang jelas. Bijaksanalah dalam mengambil keputusan dan jangan tergesa-gesa.
- Jika harus menghukum seseorang, sebaiknya di lakukan dengan cara memberi solusi dan tidak hanya menyalahkannya.
Pak Djono, you're the best teacher for me.... Beliau selalu ada dalam ingatan saya walaupun 33 tahun sudah berlalu sejak saya meninggalkan SMP. Semoga selalu sehat ya pak, dimanapun berada....
Komentar
Posting Komentar