Mendengar kata imunisasi, saya teringat masa kecil anak saya yang sekarang sudah tumbuh menjulang melebihi tinggi badan emaknya ini. Anak semata wayang ini dulu saya imunisasi lengkap bangettttttt... Pokoknya semua yang di sarankan sama dokter anak langganan saya di RS Medistra itu dulu, saya iyakan semua, semata-mata demi kesehatan anak ke depan. Ya, mungkin memang dulu sosial media dan pemberitaan tidak seperti sekarang yang malah banyak mempertentangkan semua hal, jadi saya siy nurut banget sama sang dokter. Dalam pemikiran saya, segala sesuatu yang di usulkan oleh seorang petugas kesehatan pasti adalah sesuatu yang baik dan menunjang kesehatan. Pemikiran itu sampai sekarang tetap menjadi keyakinan buat saya. Toh saya secara sadar dan memilih sendiri, beliau sebagai dokter anak yang saya percayai untuk kesehatan anak saya.
Gede banget, gede dan imutttt :) - anakku posisi duduk niy, dok.pribadi |
Saya tahu bahwa mungkin beberapa imunisasi yang di berikan bukanlah imunisasi yang diwajibkan oleh pemerintah pada saat itu, tapi buat saya jika imunisasi itu ada pastinya berdasarkan suatu riset panjang dan dapat di pertanggungjawabkan. Simple ya pemikiran saya... Memang saya bukan orang yang ribet siy, kalau bukan bidang saya, prinsipnya mending gak usah sok tau.
Imunisasi itu apa dan bagaimana di Indonesia?
Imunisasi adalah proses untuk memasukkan vaksin untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Apa itu vaksin, yaitu virus atau bakteri yang sudah di lemahkan, dibunuh atau dimodifikasi bagian-bagiannya. Imunisasi di lakukan secara oral (diminum) atau disuntikkan. Dengan masuknya vaksin, sistem pertahanan tubuh akan membertuk anti bodi sehingga dapat membentuk imunitas terhadap virus atau bakteri yang sesungguhnya. Dalam vaksin terdapat mikroorganisme penyebab penyakit yang telah di lemahkan dan bertugas "menipu tubuh" agar membentuk kekebalan tubuh terhadap virus tersebut.
Apa siy kegunaan imunisasi :
- diberikan agar bayi siap menghadapi lingkungan baru karena tidak ada lagi kekebalan tubuh alami seperti saat dalam kandungan ibu
- untuk menjaga daya tahan tubuh anak sehingga mencapai tumbuh kembang yang optimal
- mencegah bayi dan anak dari penularan penyakit yang sebenarnya dapat dicegah, mencegah kecacatan dan kematian.
Di Indonesia, terdapat dua kelompok imunisasi :
- Imunisasi dasar yang di wajibkan oleh pemerintah melalui Program Pengembangan Imunisasi
- yang ini seluruhnya gratis dan di biayai pemerintah dan dapat di peroleh di Puskesmas dan Posyandu
- Contoh Vaksin dasar : hepatitis B, DPT, Polio, BCG, HiB dan Rotavirus
- Vaksin yang digunakan adalah rekomendasi dari WHO dan memiliki ijin edar dari BPOM
- Imunisasi yang di rekomendasikan oleh Ikatan Dokter Indonesia
- Imunisasi ini tidak di wajibkan dan tentunya merupakan pilihan saja untuk orangtua dan sifatnya berbayar.
Imunisasi MR
Saat ini pemerintah sedang gencar mensosialisasikan imunisasi MR yang akan segera di laksanakan secara gratis secara bertahap dimulai pada bulan Agustus di pulau Jawa. Imunisasi MR adalah imunisasi untuk virus yang mengakibatkan penyakit campak (Measles) dan Rubella. Target pemerintah adalah membebaskan Indonesia dari penyakit campak dan rubella di tahun 2020.
Kampanye Imunisasi - dok. pribadi |
Campak dan Rubella adalah penyakit infeksi menular melalui saluran nafas yang di sebabkan oleh virus. Campak dapat mengakibatkan komplikasi seritus, seperti diare, radang paru (pneumona), radang otak (ensefalitis), kebutaan, gizi buruk dan bahkan kematian. Sedangkan Rubella berupa penyakit ringan pada anak, tetapi berbahaya untuk ibu hamil pada trisemester pertama karena dapat menimbulkan keguguran atau bayi lahir cacat. Hmmmm, serem juga yakssss... Gejala penyakit campak adalah demam tinggi, bercak kemerahan pada kulit yang disertai batuk, pilek dan mata merah. Pada penderita Rubella, gejalanya tidak spesifik bahkan kadang tanpa gejala. Biasanya hanya di anggap flu biasa karena hanya demam ringan, pusing, pilek, mata merah dan nyeri persendian.
Pemerintah mewajibkan imunisasi atas 2 penyakit ini pada anak usia 9 bulan sampai 15 tahun. Imunisasi ini sangat aman bahkan untuk anak-anak yang telah mendapatkan 2x dosis imunisasi campak sebelumnya. Mengenai demam ringan, ruam merah, bengkak ringan dan nyeri di tempat suntikan setelah imunisasi adalah reaksi normal dalam 2-3 hari dan bukan merupakan efek samping yang perlu di khawatirkan.
Ada beberapa kontra atas kebijakan imunisasi ini yang kemudian di bantah oleh para nara sumber dalam acara "Temu Blogger dalam rangka Kampanye dan Introduksi MR 2017" tanggal 21 Juli 2017. Misalnya di katakan bahwa vaksin MR dapat menyebabkan autisme, imunisasi itu haram dan malah menyebabkan virus banyak bertebaran di udara Indonesia saat gerakan imunisasi ini di mulai. Semuanya di bantah dan dengan tegas dr. Jane Soepardi (direktur Surveilans dan Karantina Kesehatan, Kemenkes), dr. Hindra Irawan Satari (IDAI) dan Dr.HM. Asrorun Ni'am Sholeh,MA (sekretaris komisi fatwa MUI) menegaskan bahwa, IMUNISASI MR TIDAK MENCEMARI UDARA DAN MENIMBULKAN BANYAK VIRUS BERTEBARAN, TIDAK MENYEBABKAN AUTISM, HALAL HUKUMNYA (sesuai fatwa MUI no. 4 tahun 2016) DAN GRATISSSSSSS...
Cussssss bu ibukkkk, ke Puskesmas, Posyandu, Rumah Sakit dan juga tanyakan jadawal imunisasi di sekolah anak, yaaaa...
Fatal memang dampak Rubella pada ibu hamil. Padahal semua bisa dicegah lewat imunisasi ya. Mari ciptakan lingkaran sehat untuk sesama dan sekitar kita
BalasHapusSalam sehat mbak
Iya mbak... Makanya masyarakat juga perlu di edukasi.
HapusSemoga dengan vaksin MR ini semakin meningkatkan kesehatan di Indonesia ya.
BalasHapusSalfok sama anaknya mba... Ganteng. Ahihihi...
BalasHapusSenangnya ya bs ikut acara kemarin, jd bs tahu dan bs ikut mengkampanyekannya d lingkungan qt tinggal :)