Acara yang saya hadiri hari Sabtu 12 Agustus 2017 adalah acara yang tidak biasa. Dalam acara ini, saya mendapatkan banyak sekali pengetahuan baru yang belum pernah sama sekali saya dapatkan sebelumnya, yaitu mengenai dunia SULIH SUARA ( dubbing ). Jika berbicara mengenai dubbing, ingatan saya selalu kembali ke masa-masa telenovela jaman saya muda, yang di tayangkan di televisi. Film asing yang di sulih suara dengan bahasa Indonesia yang berlogat kebaratan dan aneh di dengar. Sebenarnya apakah bagaimana dubbing yang benar ? Dalam workshop yang diselenggarakan oleh BRID (Blogger Reporter Indonesia), seorang dubber senior, Agus Nurhasan berbagi pengalamannya. Acara ini disponsori oleh Gogobli, sebuah toko online yang bergerak di lingkup kesehatan dan kecantikan, yang sudah berdiri sejak tahun 2011 dan diselenggarakan di Rumah RIAT. Rumah RIAT adalah Rumah Internet Atmanto. yaitu sebuah sarana yang didirikan untuk melakukan pengenalan internet dan pelatihan internet marketing bagi penyandang disabilitas. Untuk para tunanetra pengenalan ini dilakukan dengan mengubah teks menjadi audio sehingga dapat mengakses internet tanpa membaca teks di layar komputer.
ibu Amy Atmanto - tengah (ketua yayasan RIAT) - dokumen pribadi |
Peraturan-peraturan yang mendasari sulih suara
Sebelum membahas tentang workshopnya, saya ingin mengintip dahulu peraturan-peraturan yang mendasari pekerjaan sulih suara ini. Saya menemukan dalam UU no, 32 tahun 2002, PP nomor 11 tahun 2005 dan UU nomor 33 tahun 2009 yang intinya adalah :
- Mata acara berbahasa asing dapat disiarkan dalam bahasa aslinya dan khusus untuk jasa penyiaran televisi harus diberi teks bahasa Indonesia atau secara selektif disulihsuarakan ke dalam Bahasa Indonesia sesuai dengan keperluan mata acara tertentu.
- Sulih suara bahasa asing ke dalam Bahasa Indonesia dibatasi paling banyak 30% dari jumlah acara berbahasa asing yang disiarkan.
- Pelaku usaha perfilman dilarang melakukan sulih suara film impor ke dalam bahasa Indonesia, kecuali film impor untuk kepentingan pendidikan dan/atau penelitian.
Nah, sekarang saya jadi mengerti mengapa ada film-film yang tidak di sulih-suarakan.
Agus Nurhasan
Pria kelahiran Kediri, 27 Agustus 1973 (sebentar lagi ulangtahun ya kakak) ini awalnya bertekad menjadi seorang pemain sandiwara radio karena terinspirasi lakon Brama Kumbara dalam sandiwara radio Saur Sepuh. Jadi beliau ke Jakarta memang berniat mencari Sanggar Prativi yang mempopulerkan sandiwara radio itu, tetapi tidak kunjung mendapatkan alamatnya. Kak Agus kemudian meneruskan kuliah di Institut Kesenian Jakarta dan memilih tidak mengikuti keinginan orangtuanya yang mendorongnya kuliah kedokteran. Perjalanan panjang kak Agus bahkan sampai menjadi pengamen dalam bus membawakan sandiwara radio, sehingga membuat kemampuannya terasah dan tahan banting. Setelah 2 tahun pencarian, akhirnya kak Agus menemukan Sanggar Prativi yang kemudian memberinya pekerjaan sebagai pengisi suara sandiwara radio.
Dari peran kecil mengisi suara di keramaian meningkat ke karakter / tokoh figuran lalu menjadi pemeran utama di lalui dengan gembira karena memang merupakan passion dirinya. Setelah lebih dari 20 tahun menekuni profesi ini, saat ini kak Agus juga sudah menjadi seorang pengarah dialog yang tugasnya mirip dengan sutradara dalam film tetapi khusus untuk bagian mengisi suara. Selain mengarahkan para dubber, pekerjaannya juga menyeleksi orang-orang untuk mendapatkan dubber yang tepat untuk menghidupkan suatu karakter. Kak Agus senang berbagi ilmu dan mempunyai perhatian untuk regenerasi dubber yang ada sekarang ini. Saat ini beliau memiliki studio yang dapat di pakai untuk belajar dan mengisi suara pada film di daerah Serpong.
Peran / karakter yang pernah dan sedang di jalani :
- Monster Ksatria Baja Hitam
- Fujiwara no Sai
- Hikaru no Go
- Suneo (Doraemon 2006-2008)
- Pria bertopi kuning (Curious George)
dan banyak lagi lainnya
goddiebag dari Gogobli - dokumen pribadi |
Apa saja persiapan seseorang untuk menjadi dubber ?
Modal seorang dubber adalah suara sehingga harus di olah dan di jaga kualitasnya. Hidup sehat mutlak sebagai seorang dubber, seperti minum air putih dan madu, tidak merokok dan istirahat cukup. Apakah suaranya harus merdu dan bagus ? TIDAK JUGA karena banyak karakter yang perlu di dubbing dan tentu saja membutuhkan banyak jenis suara. Selain itu, sebenarnya berbagi jenis suara dapat dipelajari, di bentuk dan dilatih sesuai kebutuhan. Yang utama, seorang dubber perlu menghayati peran dengan mengerti bagaimana mengolah perasaan, pikiran, emosi dan imajinasi tentang karakter yang di perankan.
Latihan untuk menjadi seorang dubber adalah sebagai berikut :
- Olah Tubuh yang terdiri dari latihan pernafasan dan senam mulut
- Olah Vokal seperti power, artikulasi, intonasi, tempo dan warna suara
- Olah Rasa untuk membangun konsentrasi, ingatan emosi, imajinasi dan observasi
- Lipsync untuk mensinkronisasi dialog dengan gerak bibir pemeran film
Rata-rata orang yang mulai belajar, mempunyai artikulasi yang kurang jelas dan power yang lemah. Hal ini bisa di siasati dengan membiasakan diri membaca buku, koran, majalah, novel atau komik dengan suara keras dan bukan dalam hati. Tujuannya adalah melatih bobot suara, artikulasi, intonasi dan mencoba berbagai suara untuk jenis karakter yang berbeda. Kelemahan lainnya adalah suara yang monoton akibat tidak mampu menghayati karakter atau watak peran atau tidak memahami teknik suara. Dialog yang kurang enak didengar biasanya akibat dari dubber yang tidak memiliki inner / penjiwaan, tidak menguasai bahasa Indonesia yang baik dan benar dan kurangnya wawasan dan pengetahuan.
Saat ini jumlah dubber tidak terlalu banyak di Indonesia dan masih di butuhkan banyak lagi. Selain belum ada tempat belajar secara formal, profesi ini membutuhkan kesabaran untuk mendapatkan ilmu maupun pekerjaannya yang menyebabkan banyak calon dubber berguguran di tengah jalan.
Pesan kak Agus untuk orang yang ingin menggeluti dunia dubber adalah KUATKAN niat, motivasi dan tekad. Teknik dubber dapat di pelajari tetapi banyak hal lain yang perlu dikuasai seperti etika, tanggungjawab dan yang pasti kesabaran dalam berlatih agar menjadi dubber profesional yang dicari-cari oleh studio.
“Coba-coba terus suara baru, eksplorasi lagi.”
Yukkkkk, ditunggu kak Agus di studionya di Serpong.... (maaf ya kak sampe 2 kali batal janji hahaha... Pasti aku mampir deh suatu saat)
Wah..ternyata menjadi dubber banyak hal yang harus dikuasai selain suara ya Kak
BalasHapusiyaaa gak se gampang bikin telor dadar #eehhh
HapusKuatkan niat untuk jadi dubber. Itu kata kakak Agus. Mau dong ajak-ajak kalau mau ke studo serpongnya kaka Agus. Terima kasih/
BalasHapusyuksss bareng
HapusEmang perlu banyak latihan dan latihan kalau mau jadi dubber. Yang penting ngga boleh cepet putus asa, karena perjalanan jadi dubber itu panjang.
BalasHapusSemangattttt
Hapus