Kehidupan rumah tangga selalu menarik untuk dibahas, dalam kehidupan nyata maupun dalam sebuah film. Seperti kebiasaan bergossip tentang rumah tangga para tetangga pada masa lalu ketika ibu-ibu sedang menyapu halaman di sore hari. Atau seperti jaman now yang curhat-curhatan di group whatsapp. Hahaha kodrat emak-emak yaaaa....
Film ini mengajarkan banyak hal dalam kemasan sedikit komedi yang kadang "cerdas" dan sesekali "garing" dan lebay. Yaaa tidak masalah buat saya siy, toh memang rata-rata film seperti itu, jadi dinikmati saja. Yang ingin diceritakan jika di lihat dari awal filmnya adalah bagaimana para laki-laki yang kadang merendahkan perempuan yang hanya di rumah dan mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Tetapi yang saya dapat ambil pelajarannya ternyata berbeda dan jauh dari issue tersebut.
film 3 dara 2 - dok. MNC |
MENGANDUNG SPOILER YAAAA.... Jangan baca kalau belum nonton!
Film ini bercerita tentang kehidupan rumah tangga 3 pasangan suami istri :
- Afandi (Tora Sudiro) dan Aniek (Fanny Fabriana)
- Jay (Adipati Dolken) dan Grace (Ovi Dian)
- Richard (Tanta Ginting) dan Kasih (Rania Putri)
Afandi yang beristrikan Aniek, memiliki mertua dengan panggilan Eyang Putri (Cut Mini) yang sangat merendahkan posisi menantunya karena sang menantu bekerja pada perusahaan miliknya. Kasih adalah anak Afandi yang menikah dengan sahabat ayahnya, yaitu Richard. Jay adalah sahabat Afandi, menikah dengan Grace dan memiliki satu anak, Darren.
Eyang Putri merasa anaknya, yaitu Aniek terlalu "melayani" sang suami dan menantunya itu tidak bermodal. Merasa direndahkan mertua, Afandi kemudian mengajak kedua sahabatnya berinvestasi melalui Bowo (Dwi Sasono), seseorang yang di kenalnya memiliki bisnis dalam bidang pertanian.
Karena kemaruk ingin mendapatkan keuntungan besar, mereka menghabiskan seluruh dana simpanannya untuk berinvestasi. Saatnya memanen keuntungan menjadi mimpi buruk karena Bowo menghilang bersama seluruh dana investasi mereka. Kondisi itu menjadikan mereka harus merelakan asetnya di sita bank dan tinggal di rumah sang Eyang Putri.
Dengan berbagai bumbu kelucuan yang kadang terasa lebay dan tidak masuk akal, film terus bergulir. Para istri mengambil alih sebagai pencari nafkah dan para suami diminta untuk mengurus rumah. Para suami yang pada awalnya menganggap pekerjaan seorang istri mudah dan remeh temeh, mulai merasa kesulitan dan jengah.
Berusaha mengembalikan posisi sebagai kepala rumah tangga dengan mengejar Bowo, ternyata tidak mudah. Dari menyewa hacker yang ternyata juga menipu dan menyewakan barang-barang rumah Eyang, dijalankan sebagai bagian rencana. Semua rencana berakhir buruk dan menambah daftar panjang kesalahan para suami.
Film berakhir bahagia karena ternyata ide 'merampas harta' para suami berasal dari sang Eyang Putri, yang di bantu oleh Bowo. Banyak scene yang memang tidak masuk logika, tetapi masih dapat di nilai wajar dalam film ini.
nonton film - dok. pribadi |
Permainan ciamik saya rasa dapat diberikan kepada Cut Mini dan Fanny Fabriana. Keduanya memperlihatkan kematangan sebagai aktris yang cukup baik. Profil perempuan yang diperankan keduanya juga sangat menarik. Cut Mini sebagai mertua yang keras dan menghakimi dan Fanny sebagai istri yang sangat mencintai suami.
Adegan yang paling menarik buat saya adalah ketika Aniek membela Afandi di depan sang Eyang Putri. Buat saya, demikianlah seharusnya seorang istri yang sudah memilih seorang laki-laki untuk menghabiskan sisa hidupnya bersama. Ada makna memaafkan, kesetiaan dan rasa cinta dalam adegan tersebut.
APA SAJA YANG DAPAT DI PELAJARI DARI FILM INI
Dalam film ini, uang/materi merupakan salah satu sumber konflik yang dapat terjadi dalam kehidupan perkawinan. Pelajaran yang didapat adalah bahwa keuangan dalam rumah tangga harus dikelola dengan baik dan tepat. Untuk itu dibutuhkan komunikasi dan persetujuan kedua belah pihak untuk melakukan investasi beresiko apalagi jika dananya sangat besar.
Film ini juga mengajarkan untuk menghargai posisi suami dan istri sesuai kodratnya. Mencari uang memang di anggap kewajiban suami dan mengurus rumah tangga adalah kewajiban istri. tetapi kondisi itu hendaknya tidak menjadi alasan untuk saling meremehkan posisi masing-masing. Jika terjadi hal besar dalam kehidupan ekonomi rumah tangga, keduanya dapat bertukar peran. Istri harus mau juga membantu untuk mencari nafkah dan suami juga harus dapat mengurus rumah tangga.
Suami dan istri adalah satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Tidak boleh ada yang melakukan intervensi dan intimidasi terhadap mereka walaupun itu seorang mertua. Suami dan istri harus solid dan punya komitmen bersama untuk dapat memaafkan serta setia dalam untung dan malang.
Banyak orang mempertanyakan, emang bisa cinta saja mendasari perkawinan? Mau dikasih makan batu? Hhhmmm... Buat saya, uang mempermudah kehidupan perkawinan tetapi hanya CINTA YANG TAK KENAL LELAH yang dapat mempertahankan perkawinan anda. Karena hanya cinta yang memberikan anda kekuatan untuk setia dan bertahan dalam kesulitan ekonomi yang dapat terjadi pada rumahtangga siapapun.
Mari bercinta.... #eeehhh
Wah endingnya wkwkwkw
BalasHapusyeeeee.... baca ending doank dia :D
HapusDi beberapa adegan memang saya jadi mikir, 'Apaan sih? Garing nih lawakannya.' Kebalikan ma penonton di samping saya. Ketawa ngakak melulu dari awal sampai akhir. Ya mungkin ini masalah selera. Tapi, buat saya selama jalan ceritanya masih dapat pesannya, masih pas lah buat ditonton. Dan film ini buat saya juga oesannya masih dapat
BalasHapusIya bener kalau humor memang selera siy...
HapusUang bisa dicari bersama-sama, yang penting cinta tak kenal lelah..agree!
BalasHapusAsseeeekkk... Tosssss ah
Hapus