"Ini lebih ngeri dari corona, siap-siap. Apakah kita ada hutang? Kalau ada, jangan nambah cicilan hutang baru, selesaikan saja cicilan hutang lama. Saya rasa ini akan berlangsung sangat lama"
Photo by Markus Spiske on Unsplash |
Setelah hari itu, saya mulai lebih rinci dalam perencanaan keuangan kami dan mulai melakukan beberapa hal untuk menghadapi kondisi terburuk dalam ekonomi keluarga. Saya bersyukur sudah melakukan itu jauh hari sebelum situasi semakin tidak menentu. Kami bersiap untuk perencanaan jangka pendek, yaitu satu tahun. Jangka waktu itu adalah batas yang menurut kami cukup untuk pulih dari masalah keuangan.
Nyatanya benar, hanya dalam waktu kurang dari 1 bulan, kebijakan perusahaan tempat saya bekerja mulai berubah drastis. Perusahaan menutup sebagian besar cabang dan mulai merumahkan sebagian besar karyawan. Perusahaan tempat suami saya bekerja, juga memberlakukan kebijakan baru sehubungan dengan pandemi Covid-19 ini. Dengan banyaknya orang-orang di sekitar kami yang kehilangan penghasilan, kami sungguh bersyukur bahwa kami berdua masih tetap dapat bekerja.
Lalu, apa yang saya lakukan dari sejak masa pandemi sampai menjelang kondisi new normal? Ini hanya sharing saja dan tidak setiap orang akan cocok dengan kisah kami, pastinya. New normal yang terkait masalah keuangan, sudah saya lakukan sejak awal Maret sesaat menerima gaji bulanan kami berdua. Selain pengeluran untuk pangan dan transportasi yang sudah kami anggarkan, apa lagi siy yang kami perhatikan?
- Mencatat secara rinci kewajiban pengeluaran rutin dan mencari cara penghematannya.
- Contoh : iuran perumahan, listrik, air, telpon rumah, pulsa HP, WiFi, BPJS, asuransi, uang bulanan untuk orangtua, uang kontrakan anak kuliah, uang arisan, dan lain-lain.
- Biasanya saya membiarkan anak saya menyalakan AC sepanjang hari jika dia sedang pulang ke rumah. Saat ini BIG NO. Saya memintanya untuk membuka jendela kamar lebar-lebar dan menyalakan AC, hanya jika udara sangat panas dan saat tidur malam.
- Menyisihkan dana untuk membayar kewajiban keuangan yang akan jatuh tempo dalam satu tahun ke depan, langsung di awal, yaitu masa sekarang ini.
- Contoh : perpanjangan surat kendaran bermotor, uang kuliah anak, dan lain-lain.
- Menyimpan uang dalam bentuk uang elektronik dan tunai
- Saya menarik sebagian besar dana dari total penghasilan kami sebulan dan membaginya dalam bentuk tunai, dan uang elektronik.
- Mengapa harus tetap menyimpan uang tunai?
- Saat itu, Covid-19 belum sampai ke daerah kami tinggal. Kami sudah memperkirakan akan ada rasa takut tertular saat mengambil uang tunai ke ATM atau ke bank. Sedangkan saya sadar, tidak semua hal dapat dibayar dengan uang elektronik. Jadi saya putuskan mengambil uang saat itu, sebelum si musuh tanpa bayangan itu menyerang. Dan keputusan itu adalah keputusan terbaik yang saya ambil.
Photo by Stephen Phillips - Hostreviews.co.uk on Unsplash - Sama sekali tidak menggunakan kartu kredit untuk belanja
- Mengapa? Karena kami tidak tahu apakah penghasilan kami akan terus ada dalam bulan-bulan kedepan. Dan kami sepakat tidak mau memiliki hutang sama sekali walaupun selama ini saya juga selalu membayar full payment.
- Saya belajar memasak untuk mengurangi biaya makanan
- Ini bagian paling seru sebenarnya, kenapa? Karena semua sahabat dekat saya, tahu bahwa saya tidak dapat memasak. Saat pandemi melanda, saya memulai kembali belajar memasak dan mencoba banyak menu baru yang menantang. Dan ajaibnya, saya merasa senang memasak, hahaha....
- Prioritas belanja untuk kesehatan
- Misalnya : beli masker, hand sanitizer, disinfectant, vitamin dan lain-lain yang penting, urgent dan dibutuhkan saat ini
Photo by Kayla Maurais on Unsplash - Mengurangi pengeluaran yang tidak perlu
- Memindahkan alokasi dana yang tidak digunakan, misalnya dana travelling menjadi dana investasi
Ya kira-kira begitulah sebagian besar pengaturan keuangan saat ini dalam keluarga saya. Terus apakah pengeluaran kami jadi berkurang dari biasanya? Ternyata TIDAK, pengeluaran kami tetap sama. Bedanya, kami memiliki dana untuk berbagi dengan banyak orang dari kelebihan akibat penghematan di banyak pos pengeluaran.
Bahagia itu adalah berbagi disaat kita tidak berlebihan
iya mbak lebih berhati hati dalam melakukan pengeluaran
BalasHapusyang dulu biasanya mudah membeli ini itu jadi dibatasi
masalah hutang untung juga enggak ada
semoga cepat usai ini corona ya
Simply contact us when you need anything related to writing. We will be able to create extraordinary content for you! I am sure.
BalasHapus