Apakah saya memiliki kesulitan untuk menumbuhkan minat membaca pada anak? Tentu tidak! Kalau urusan baca membaca, anak saya tergolong kutu buku. Saat masih usia SD dan SMP sangat mudah mencari anak saya di sekolahnya. Iyesss.. di perpustakaan.
Bagaimana siy saya bisa memiliki anak yang suka membaca buku? Sama aja niy jawabannya dengan pertanyaan : mengapa anak saya tidak kesulitan makan sayur? Iya benar, jawabannya karena sudah dibiasakan sejak kecil mungil imut-imut, saudara-saudara.
Ini foto saat dia masih SMP kelas 2 dimana dia asyik membaca buku dan saya sibuk bergadget, ooppsss, hehehe.. Jadi apa yang saya lakukan sejak dia kecil? Gampang kok, tar ya saya ceritakan dibawah.
Minat Baca Anak (dok:pribadi) |
Darurat Literasi
Berdasar survey CCSU 2016, Indonesia berada di urutan 60 dari 61 negara yang disurvey untuk tingkat literasi. Sedih yaaa... padahal generasi yang lahir ditahun 2000an itu adalah penerus kita yang tentunya perlu pengetahuan melalui bacaan juga.
Penelitian yang dilakukan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 2019 pun mendapatkan hasil yang cukup mengecewakan. Rata-rata index Alibaca di Indonesia hanya ada di angka 37,32%.
Posisi ini tentu menggugah banyak pihak untuk berpartisipasi dalam meningkatkan level leterasi anak-anak. Makanya waktu Danone Indonesia mengadakan program BACA dalam rangka Hari Buku Sedunia, saya sangat antusias.
PROGRAM BACA
Program ini merupakan ajakan untuk mencintai kegiatan membaca dan belajar kebaikan kepada anak-anak melalui sumbangan 1.000 buku bacaan. Pemancing saja ini menurut saya, karena kita semua bisa ikut menyumbang juga melalui wecare.id
Buku-buku yang disumbangkan oleh Danone Indonesia bertujuan untuk edukasi anak dengan menanamkan kebaikan sejak dini. Bagus-bagus looo bukunya terlihat dari judulnya, seperti : "Maaf", "Tolong", "Terimakasih", "Sampahku Tanggungjawabku" dan flipchart "Isi Piringku".
Program ini diperluas dengan kerajasama dengan wadah edukasi Tentang Anak yang menggalang donasi 5.000 buku serial sikap baik untuk anak-anak Indonesia, disekitar Jabodetabek.
Kebiasaan membaca penting karena dapat menstimulasi daya pikir dan mengembangkan kemampuan sosial emosional anak. Tentunya anak-anak juga memerlukan asupan gizi yang seimbang agar imunitas terjaga dan tumbuh kembang anak menjadi optimal., demikian penjelasan Arif Mujahidin, Corporate Conmmunicatios Director Danone Indonesia
Mesty Ariotedjo, dokter spesialis anak mengatakan bahwa pencernaan, otak dan emosi anak mempunyai hubungan erat untuk anak bisa tumbuh sehat dan bahagia. Kebutuhan nutrisi yang tepat akan menghasilkan pencernaan yang sehat sehingga keseharian anak menjadi menyenangkan. Pastikan juga aktivitas anak dan istirahat yang cukup.
Situasi pandemi dimana anak-anak merasa bosan di rumah karena kegiatannya monoton dalam ruang terbatas bisa menyebabkan anak-anak stress, demikian ujar psikolog anak, Fathya Artha Utami, M.Psi. Karenanya dibutuhkan kegiatan yang beragam dan memberi keseimbangan dengan pemakaian gadget yang sangat tinggi di masa sekarang ini.
Membaca adalah salah satu hal baik yang dapat memperkaya kosa kata dan meningkatkan kemampuan berbahasa bagi anak-anak. Selain itu, membaca dapat mengasah imajinasi, empati dan kemampuan anak menyelesaikan masalah.
BAGAIMANA AGAR ANAK MAU MEMBACA
Pada acara peluncuran program BACA, di paparkan berbagai cara agat anak mau membaca. Yang jelas siy, anak jangan dipaksa untuk membaca. Berbagai cara dapat dilakukan, dari meminta anak memilih buku sendiri sampai membuat pojok baca yang nyaman sehingga anak tertarik untuk membaca. Saat membacakan buku untuk anak, libatkan anak dan berikan intonasi dan properti yang seru.
Menumbuhkan Minat Baca (dok : pribadi) |
Menumbuhkan Minat Baca Ala Saya
Dulu saya gak ada yang ngajarin bagaimana cara supaya anak mau membaca dan lain-lain. Lahhh jaman 21 tahun lalu kayanya orangtua memang gak banyak tuntutan pikiran anak harus membaca ya, hehehe...
Tapi memang saya suka membaca dan "secara tidak sengaja" diberikan hadiah oleh seorang sahabat, sebuah buku dari plastik yang bisa di bawa mandi sebagai mainan anak.
Jadi, sejak anak saya mulai mandi dengan cara duduk di bak mandi, ya dia pegang buku plastik itu. Tidak ada mainan bebek-bebekan saat dia mandi. Yang dilakukan ya kibas-kibas buku, bolak balik halamannya, kadang digigit juga itu buku. Sayang saya tidak punya dokumentasi moment-moment itu.
Saat dia usia 2 tahun, dia senang sekali ikut memencet keyboard komputer, karena saya bekerja di rumah sampai usia anak saya 4 tahun. Lalu akhirnya saya membelikan dia sebuah CD yang berisi semacam aplikasi mungkin ya atau apalah itu.
Jadi, dengan CD itu, dia bisa memencet tombol di keyboard dan komputer akan menyuarakan apa yang dia pencet. Misalnya dia pencet huruf A, ya komputernya akan berbunyi A, begitulah kira-kra.
Dan pada suatu hari, di usia dia kurang lebih 2,5 tahun, tiba-tiba dia duduk di depan karung beras dan menunjuk huruf-hurufnya. Iyaaaa, dia menunjuk dan mengucapkan huruf yang ditunjuknya. WOW... anak saya bisa membaca.
Sejak hari itu, tidaklah sulit membuat anak saya bisa merangkai huruf dan membaca. Masuk sekolah TK dengan kemampuan membaca tanpa paksaan, dia menjadi rajin membaca.
Sampai saat ini, kecintaannya adalah pergi ke toko buku. Mau tau buku pertama yang dia pilih saat ke toko buku saat dia kecil. Bukan komik, dunk... Judul bukunya saya lupa tetapi isinya adalah "apa beda printer dot matrik, ink jet dan laser printer"
Dan, salah satu sahabat saya (anak saya memanggil dia : ibu) paling senang membawa anak saya ke kantornya. Anak saya dibawa hanya sekedar untuk memamerkan pada teman-temannya bahwa dia memiliki anak yang bisa menjelaskan perbedaan 3 jenis printer tersebut.
Jadi, ya memang harus ada usaha dari anak masih kecil untuk dia memiliki minat baca. Semoga bermanfaat yaaa..
Komentar
Posting Komentar